Jika anda ditanya pertanyaan tersebut, apa yang akan anda jawab ? mungkin kebanyakan dari kita akan menjawab : “ ya dari nasi lah “. Memang benar bahwa beras dari nasi, tetapi jawaban tersebut merupakan jawaban anak sd. Anak sd tentu saja berbeda dengan mahasiswa. Maka pola pikir mereka tentunya harus berbeda pula. Lalu bagaimana jawaban mahasiswa yang seharusnya ? mahasiswa akan menjawab pertanyaan tsb dengan jawaban : “nasi berasal dari beras yang ditambah air + ditambah panas”. Pola pikir mereka mendetail, terstruktur. Beras tidak langsung begitu saja menjadi nasi, butuh factor-faktor lain dan proses. Atau boleh saja kita bilang yang lebih mendetail dan terukur seperti : “ 1 piring nasi berasal dari 1 liter beras ditambah 1 liter air dan dipanaskan dengan 1 joule energy panas”. Jawaban tersebut mempunyai data yang terukur dan proses yang jelas. Itulah pola pikir yang dimaksud.
Mungkin salah satu hal yang menarik dari pola pikir tersebut adalah algoritma. Algoritma mempunyai langkah-langkah yang logis dan berurutan dan jelas. Pola pikir mahasiswa pun seharusnya seperti kita membuat algoritma. Makanya hampir sebagian besar jurusan kuliah saat ini mempunyai mata kuliah algoritma. Dalam matematika dan komputasi, algoritma atau algoritme merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah, ada kriteria kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum menjalankan algoritma. Algoritma akan dapat selalu berakhir untuk semua kondisi awal yang memenuhi kriteria, dalam hal ini berbeda dengan heuristik. Algoritma sering mempunyai langkah pengulangan (iterasi) atau memerlukan keputusan (logika Boolean dan perbandingan) sampai tugasnya selesai.
Desain dan analisis algoritma adalah suatu cabang khusus dalam ilmu komputer yang mempelajari karakteristik dan performa dari suatu algoritma dalam menyelesaikan masalah, terlepas dari implementasi algoritma tersebut. Dalam cabang disiplin ini algoritma dipelajari secara abstrak, terlepas dari sistem komputer atau bahasa pemrograman yang digunakan. Algoritma yang berbeda dapat diterapkan pada suatu masalah dengan kriteria yang sama.
Kompleksitas dari suatu algoritma merupakan ukuran seberapa banyak komputasi yang dibutuhkan algoritma tersebut untuk menyelesaikan masalah. Secara informal, algoritma yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam waktu yang singkat memiliki kompleksitas yang rendah, sementara algoritma yang membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan masalahnya mempunyai kompleksitas yang tinggi.
Pola pikir ini pun berkatian dengan pola pikir ilmiah. Pola pikir ilmiah biasanya digunakan dalam kita melakukan percobaan ilmiah. Pola pkir ilmiah harus jujur berdasarkan fakta yang ada dan tajam dalam menganalisa.
Pola pikir ini juga sering berkaitam dengan berpikir kritis. Menurut
Arthur L. Costa (1985) menggambarkan bahwa berpikir kritis adalah : “using basic thinking processes to analyze arguments and generate insight into particular meanings and interpretation; also known as directed thinking”.
R. Matindas (1996) menyatakan bahwa: “Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan”.
Pengertian berpikir kritis ialah berpikir dengan konsep yang matang dan mempertanyakan segala sesuatu yang dianggap tidak tepat dengan cara yang baik. Bertanya dengan baik akan memperoleh jawaban yang baik, setidaknya respons yang baik. Dia tidak bersikap apatis terhadap sesuatu yang tidak beres. Karena seringnya bertanya atas hal-hal yang tidak normal, bagi sebagian orang kritis disebut sebagai orang rewel (bahasa Jawa). Sikap kritis tidak sama dengan rewel. Jika sikap kritis menanyakan hal-hal yang tidak normal dan bermaksud memperbaikinya, maka rewel adalah asal bertanya dan ada unsur ‘mengganggu’.
mengapa kita perlu untuk berpikir kritis?
Kemampuan berpikir kritis membawa kita untuk bisa melihat sebuah masalah dengan sudut pandang yang berbeda. Dimana kemampuan berpikir tersebut menuntun kita untuk bisa menganalisis sebuah fenomena yang terjadi dengan melihat kekuatan dan kelemahan dari keadaan yang ada. Kemampuan berpikir kritis menuntun kita untuk terus belajar dari setiap hal yang terjadi.
Berpikir kritis tidaklah sama dengan bersikap kritis. Jika Bersikap kritis, kita cenderung mengekspresikan secara langsung respon kita melalui sikap dan tindakan yang nyata, tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan/memikirkan benar tidaknya respon tersebut terhadap informasi yang kita dapatkan. Sedangkan berpikir kritis merupakan pola pikir untuk melihat sebuah solusi dari permasalahan yang terjadi.
ontohnya saja ketika kita mendengarkan seorang dosen mengajar ataupun mendapatkan sebuah pelajaran yang baru. Kita sebaiknya mulai belajar untuk menggali lebih dalam lagi informasi yang kita terima, bukan hanya menerima begitu saja dengan mentah-mentah. Dengan demikian kita di dorong untuk benar benar memahami informasi yang kita dapatkan dan juga hal-hal yang berkaitan dengan topik tersebut.
Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita bisa menilai bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita juga dengan tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu hal yang sedang disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua terbentuk dengan kebiasaan ini, bisa dipastikan akan muncul kreatifitas yang baru dan kita bisa terus menerus mengalami pertumbuhan yang lebih baik di setiap aspek dari bidang yang sedang kita tekuni.
Strategi Berpikir Kritis di dalam Belajar
Studi berpikir kritis suatu subyek atau masalah dengan pengertian yang luas (terbuka).
Proses dimulai dengan sutau pernyataan apa yang akan dipelajari,
menampilkan temuan tidak terbatas dan pertimbangan kemungkinan-kemungkinan,
dan kesimpulan pola-pola pengertian yang didasarkan pada kejadian.
Alasan-alasan, penyimpangan, dan prasangka baik para pengajar maupun para ahli membandingkan dan membentuk lembaga penilaian.
Masuk dengan pikiran terbuka:
• Jelaskan tujuan Anda, apa yang Anda ingin pelajari
Bereskan dan yakinkan subyek Anda dengan guru Anda atau ahli.
Topik dapat dengan frase yang sederhana:
"Peran Gender di dalam permainan video game?
"Sejarah Politik Perancis di antara Perang Besar pada paruh abad ke-20?
"Penanaman Pohon Mahogoni di Amerika Tengah?
"Peraturan Perpipaan Domestik di Daerah Pinggiran Kota?
"Kosa kata dan Struktur Kerangka Manusia?
• Pikirkan apa yang Anda ketahui tentang subyek
Apa yang Anda sudah ketahui akan membantu Anda di dalam studi ini?
Apa prasangka Anda?
• Sumber apa yang penting untuk Anda, dan penentuan garis waktu Anda?
• Memperoleh informasi
Menutup pikiran tidak akan membuka pilihan Anda dan
peluang kesempatan.
• Bertanyalah
Apa prasangka para pengarang terhadap informasi?
• Aturlah apa yang Anda kumpulkan ke dalam pola-pola pemahaman
Carilah kaitannya
• Ajukan pertanyaan (lagi)
• Pikirkan bagaimana Anda akan mendemonstrasikan pelajaran Andaesuai
sesuai dengan topik Anda. Ya! Bagaimana Anda mencipatakan ujian
Tentang apa yang Anda pelajari?
Dari yang sederhana ke yang lebih sulit (1-6) terapan:
1. Daftar, label, identitas Demonstrasi Pengetahuan
2. Defininisikan, jelaskan,
ringkaskan dengan kata-kata
Anda sendiri Pengertian/Pemahaman
3. Pecahkan, terapkan ke situasi baru Gunakan pelajaran Anda, dan terapkan
4. Bandingkan dan tentangkan, perbedaan antara item Analisis
5. Ciptakan, gabungkan, invent Sintesis
6. Alihkan, rekomendasikan, nilai Evaluasi dan jelaskan mengapa
Pikirkan di dalam aturan bagaimana membuat pelajaran Anda sebagai petualangan di dalam penjelajahan!
Ringkasan Berpikir Kritis:
• Tentukan fakta-fakta di dalam situasi baru atau subyek tanpa prasangka
• Tempatkan fakta-fakta dan informasi ini sedemikian rupa di dalam pola Sehingga Anda memahaminya
• Menerima atau menolak sumber nila dan kesimpulan yang didasarkan pada pengalaman, penilaian, dan keyakinan Anda.
http://id.wikipedia.org/wiki/Algoritma
http://mudjiarahardjo.com/artikel/169-melatih-berpikir-kritis.html
http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/11/berpikir-kritis%E2%80%A6/
http://www.studygs.net/indon/crtthk.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar