Kamis, 26 Mei 2011

A Supplement of Mathematical Logic

Sesuai dengan judulnya, ini adalah artikel yang tambahan atau bantuan tentang matematika logika. Mungkin banyak orang yang belajar matematika logika hanya sekedar menghafal hukum-hukumnya saja tanpa mengerti apa arti dan logika di balik hukum tersebut. Oleh karena itulah artikel ini bertujuan mengajak pembaca sedikit lebih dalam mengerti arti dan logika di balik hukum-hukum tersebut dengan mudah. Sayangnya artikel ini tidak mencakup filsafat logika di dalamnya.

Apa itu logika? Menurut filsuf Yunani kuno, Aristoteles, logika ialah mengatur ulang (dengan benar) fakta-fakta untuk mendapatkan informasi yang kita inginkan (logic is the (correct) rearranging of facts to find the information that we want). Lalu orang-orang membuat bahasa logika yang bisa dimengerti oleh semua bahasa sehingga orang-orang dari berbagai bahasa dapat berkomunikasi secara universal tentang logika. Salah satu bahasa tersebut ialah penerapan matematika dalam logika yang disebut matematika logika. Mengapa matematika? Karena matematika merupakan salah satu bahasa universal dimana lambang-lambang matematika dapat dimengerti secara universal oleh orang-orang sedunia yang mempelajari matematika tanpa terikat dengan bahasa yang lain.

Salah satu penghubung proposisi adalah konjungsi atau biasa disebut 'dan'. Logika konjungsi ini sangat mudah dimengerti bila kita membayangkan rangkaian listrik atau air 2 saklar yang disusun seri. Bila salah satu saklar terbuka maka tidak ada aliran yang mengalir, aliran mengali jika dan hanya jika kedua saklar tersebut tertutup. Itu adalah salah satu analogi dalam sudut pandang teknis. Bagaimana analogi dalam bahasa sehari-hari? Salah satu contohnya ialah “hari ini jumat dan hari ini hujan”. Kalimat ini akan benar jika hari ini jumat yang hujan. Dan salah pada hari manapun yang bukan jumat dan pada hari jumat tetapi tidak mengalami hujan. Dengan kata lain salah satu dari “hari jumat” atau “hari ini hujan” adalah salah maka kalimat “hari ini jumat dan hari ini hujan” menjadi salah. Ini merupakan salah satu analogi dari hukum De Morgan yang mengatakan negasi atau lawan yang membuat “(p dan q)” salah adalah “~p atau ~q”. Karena salah satu dari ~p atau ~q dapat membuat “p dan q” salah.

Penghubung lainnya yang paling dasar ialah disjungsi atau biasa disebut 'atau'. Logika disjungsi ini sangat mudah dimengerti bila kita juga membayangkan rangkaian listrik atau air 2 saklar yang disusun paralel. Aliran mengalir jika salah satu saklar tertutup atau kedua-duanya. Dan aliran tidak mengalir jika dua saklar tersebut terbuka. Dalam bahasa sehari-hari contohnya adalah “mahasiswa yang sudah mengikuti kelas kalkulus atau algoritma dapat mengikuti kelas ini”. Maka jika mahasiswa yang sudah mengikuti salah satu dari kelas kalkulus atau algoritma dapat mengikuti kelas tersebut. Ataupun mahasiswa yang sudah mengikuti kedua kelas tersebut sekaligus. Dan mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kelas tersebut adalah mahasiswa yang belum pernah mengikuti kelas kalkulus maupun algoritma. Ini juga merupakan salah satu analogi dari hukum De Morgan yang mengatakan negasi atau lawan yang membuat “(p atau q)” salah adalah “~p dan ~q”. Karena salah satu dari p atau q dapat membuat “p atau q” benar ,maka ~p sekaligus ~q membuat “p atau q” salah.

Yang lain adalah kontraposisi yang menyatakan kesamaan dari dari dua kalimat implikasi (jika (dugaan/sebab) maka (hasil/akibat)). Dasar dari kalimat kontraposisi adalah “jika p maka q” akan sama dengan “jika bukan q maka bukan p”. Yang harus diingat bahwa dalam implikasi q tidak hanya diharuskan berasal dari p saja.


Sumber :
Kennet H. Rosen, Discrete Mathematics and Its Applications, McGraw-Hill, 2007.
Sri Kurnianingsih, Matematika SMA dan MA untuk Kelas X Semester 2, Erlangga, 2007.

Kamis, 19 Mei 2011

Manusia dan Harapan

I. Definisi harapan
Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.
Contoh;
Budi seorang mahasiswa universitas terbuka,ia belajar dengan rajin dengan harapan agar nantinya sewaktu ujian semester ia memperoleh nilai A.
Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat serta dorongan kebutuhan hidup.terkait dengan kebutuhan manusia tersebut , abraham maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5 macam atau disebut juga 5 harapan manusia, yaitu;
1.harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2.harapan untuk memperoleh keamanan
3.hak untuk mencintai dan dicintai
4.harapan diterima lingkungan
5.harapan memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam mencukupi kebutuhan kodrat maupun kebutuhan, manusia membutuhkan orang laen
II.HARAPAN SEBAGAI FENOMENA NASIONAL
Artinya harapan ialah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun berada.mengutip pandangan A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and personality , mas abhoe dhari menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari unsur kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan ,keinginan,serta emossi seseorang. kebutuhan indifidu dapat dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:
a)kebutuhan organik individu
1.kebutuhan individu bernilai positive
2.kebutuhan individu bernilai negative
b) Kebutuhan psikologi individu
1)kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif
III.KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan sesuatu kebenaran. Kepercayaan ialah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Kebenaran menurut Peodjawiyatna adalah merupakan cita – cita orang yang tahu, dalam hal ini kebenaran merupakan kebenaran logis, sehingga manusia selalu memilih sebelum melakukan tindakan apakah tindakan ini salah atau benar menurut keyakinannya.
Dalam bidang logika kebenaran ialah persesuaian antara tahu dan objek yang diketahui (kebenaran logis). kebenaran logis disebut juga kebenaran objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika tidak ada persesuaian antara putusa dan objeknya yang diketahui, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu:
a.orang yang mengutarakan putusan keliru
b.orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang diketahuinya.
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena itu keepercayaan dibedakan atas:
a.kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap pribadi manusia. hakikatnya kepercayaan kepada tuhan Yang Maha Esa.
b.Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa saja.
c.Kepercayaan pada pemerintah
d.kepercayaan kepada tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak
IV. Manusia dan Harapan
Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut:
a. harapan apa yang baik
b. bagaimana mencapai harapan itu
c. bagaimana bila harapan itu tidak tercapai.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
V. Nilai – Nilai Budaya Sebagai Tolak Ukur Harapan
Dalam hasil budaya yang berupa sastra, dapat dihayati adanya kandungan nilai budaya yang dibawa penulisnya sebagai gagasan utama. Dalam sastra jawa misalnya antara lain terdapat nilai budaya meliputi:
a. nilai kejuangan dan semangat pengorbanan,
yaitu nilai perjuangan sebagai tolak ukur dan diharapkan dimiliki masyarakat, seperti kesetiaan, kesungguhan, kedisiplinan,dll
b. nilai kerumahtanggaan
yaitu nilai yang diharapkan berkembang dalam etiap keluarga.
c. Nilai kemandirian kaum wanita
Yaitu, Nilai yang diharapkan dapat dimiliki setiap wanita.
VI. Harapan Terakhir
Dalam hidup di dunia, manusia didadapkan pada persoalan yang beragam baik itu masalah positif maupun negative. Untuk menghadapi persoalan hidup tersebut manusia perlu belajar dari manusia lainnya baik formal maupun informal agar memiliki kehidupan yang sejahtera menurut Aristoteles, hidup dan kehidupan itu berasal dari generation spontanea, yang berarti kehidupan itu terjadi dengan sendirinya. Kebutuhan manusia terbagi atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Ada yang dalam pandangan hidupnya hanya ingin memuaskan kehidupan duniawi namun juga ada yang sebaliknya. Terkait dengan tingkat kesadaran kehidupan beragama, manusia akan semakin yakin bahwa mereka akan mati. Dunia serba gemerlap hanya akan ditinggalkan dan akan hidup abadi di alam akhirat.
Dengan pengetahuan serta pengertian agama tentang adanya kehidupan abadi di akhirat, manusia menjalankan ibadahnya. Ia akan menjalankan perintah Tuhan melalui agama, serta menjauhkan diri dari larangan yang diberikan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk yang tidak berdaya di hadapan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya sementara dikalahkannya demi kehidupan yang abadi di akherat karena tahu bagaimana beratnya siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah yang merupakan harapan terakhir manusia.
Contoh Kasus
JAKARTA, Kompas.com — Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Djoko Santoso mengaku prihatin dengan terpuruknya prestasi bulu tangkis Indonesia saat ini.
"Prestasi menjadi keprihatinan kami bersama. Prestasi bulu tangkis Indonesia belum seperti yang diharapkan," kata Djoko dalam acara media gathering dalam rangka HUT Ke-60 PBSI  di pelatnas Cipayung, Senin (2/5/2011).
Meski demikian, Djoko mengatakan, dalam beberapa kompetisi yang membawa nama negara, cabang bulu tangkis masih memenuhi target, seperti pada SEA Games 2009 di Laos dan Asian Games di China tahun lalu.
Pada SEA Games 2009, bulu tangkis Indonesia mempertahankan posisi juara umum dengan mengumpulkan empat medali emas dari tujuh yang diperebutkan. Sementara pada Asian Games menyumbang satu medali emas melalui ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan.
Menurut Djoko, kendala dalam mencapai prestasi, di antaranya, adalah masalah kaderisasi. Saat atlet senior sudah mulai menurun prestasinya, yang yunior belum tampil secara optimal. Sementara upaya yang sudah dilakukan adalah menyusun strategi pembinaan, melengkapi sarana dan prasarana pembinaan, serta meningkatkan gizi.
"Kami, pengurus, pelatih, dan atlet berupaya seoptimal mungkin melalui berbagai upaya," kata Djoko.
Upaya-upaya tersebut, katanya, diwujudkan dengan melakukan terobosan menggunakan jasa pelatih asing, menambah sarana fisik pendukung pelatihan, seperti membangun lintasan lari dan kolam renang, serta memanggil ahli gizi.
Sementara itu, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Hadi Nasri yang memaparkan rencana strategis pembinaan menyebutkan, sasaran utama pembinaan saat ini adalah Olimpiade London 2012, di samping beberapa prioritas lainnya, seperti Piala Sudirman, Thomas dan Uber, kejuaraan dunia, serta SEA Games.
Ia membagi beberapa program makro pada setiap tahun yang dimulai dengan Piala Sudirman dan Kejuaraan Dunia 2009, Piala Thomas dan Uber (2010), Sudirman, Kejuaraan Dunia dan SEA Games (2011), serta olimpiade dan Piala Thomas dan Uber (2012).


sumber
1) Tri Prasetya, Drs. Joko, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar ; Jakarta. Rineka Cipta
2)Widagdo, Drs. Djoko, dkk. 2003. Ilmu Budaya Dasar; Jakarta. Bumi Aksara
3)http://kimi2666.blogspot.com/2007/12/ibd-manusia-dan-harapan.html
4)http://olahraga.kompas.com/read/2011/05/02/20094482/Djoko.Prestasi.Belum.seperti.Harapan

Jumat, 13 Mei 2011

Manusia Dan Kegelisahan

Manusia Dan Kegelisahan

A. Pengertian Kegelisahan

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenang hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari – hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.

B. Sebab – Sebab Orang Gelisah

Apabila kita kaji, sebab – sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak – haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

C. Usaha – Usaha Mengatasi Kegelisahan

Mengatasi kegelisahan ini pertama – tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.

D. Keterasingan

Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata ini berasal dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang. Sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal – hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.

Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.

E. Kesepian

Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lenggang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan dapat disebabkan sikap buruk seperti sombong, angkuh, keras kepala, yang membuat manusia diasingkan oleh kehidupan sosialnya.

F. Ketidak Pastian

Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal – usul yang jelas. Itu semua dapat disebabkan karena pola pikir yang kurang bisa terfokus (konsentrasi).

Sebagai permisalan ketidak pastian adalah tentang kelulusan yang terkadang dapat menyebabkan kegelisahan. Lulus dan tidak lulus bisa jadi faktor yang menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian dalam memprioritaskan kelulusan suatu jenjang pendidikan dapat merugikan ataupun membuat karir terancam.

G. Sebab – Sebab Terjadi Ketidak Pastian

Orang yang tidak bisa berpikir secara teratur, kurang bisa mengambil kesimpulan. Bila ini terjadi, dalam berpikir manusia selalu menerima rangsang – rangsang lain, sehingga kadang membuat jalan pikiran semakin menjadi kacau oleh hal tersebut. Penyebab bisa berupa tanda – tanda obsesi, phobia, delusi, kehilangan pengertian dan lain sebagainya.

Beberapa sebab orang tidak dapat berpikir dengan pasti ialah :

1. Obsesi, merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus. Biasanya tentang hal – hal yang kurang menyenangkan.
2. Phobia, ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab – sebabnya.
3. Kompulasi, ialah adanya keragu – raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tidak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali – kali.
4. Histeria, ialah neurosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri atau sugesti dari sikap orang lain.
5. Delusi, menunjukkan pikiran yang mengalami kekacauan, yang disebakan oleh suatu keyakinan palsu, diluar akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengang pengalaman.
6. Halusinasi, ialah khayalan yang terjadi tanpa rangsangan panca indera maupun dengan sugesti, seperti obat bius atau minuman yang memabukkan.

Keadaan Emosi, dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpangaruh oleh emosinya. Sikap ini dapat berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, termenung, menyendiri.

selama hidupnya, manusia pasti pernah mengalami kegelisahan baik intensitasnya sering ataupun jarang, apalagi di era globalisasi seperti saat ini yang membutuhkan tingkat kompetitifitas yang tinggi untuk hidup di dalamnya. kegelisahan sendiri berasal dari kata gelisah yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir,tidak senang tidak sabar, cemas sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. sedangkan kita dapat mengetahui tanda tanda bahwa seseorang mengalami ketegang adalah dari tingkah lakunya. tingkah laku yang bagaimana? umumnya seorang yang sedang tegang melakukan hal- hal yang tidak biasa dia lakukan seperti berjalan mondar-mandir, duduk termenung sambil memegang kepalanya dan berbagai hal lain yang mungkin dapat membingungkan orang yang melihatnya.

"Sigmon Freud"seorang ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu: kecemasan kenyataan, kcemasan neoritik dan kecemasan moril

A) kecemasan tentang kenyataan ( objektif )
kecemasan tentang kenyataan adalah suatu kenyataan yang pernah dialami oleh seseorang di masa lalu yang membuat orang tersebut menjadi shocked karenanya. sebagai contohnya, ketika seorang wanita mengalami kejadian penjambretan ketika ia sedang berjalan di suatu wilayah tertentu. ketika wanita tersebut diajak kembali ke tempat tersebut ia akan menjadi gelisah karena takut hal tersebut akan terulang lagi padanya.

B) Kecemasan Neoritis
kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, takut akan hal yang dibayangaknnya atau takut akan idnya sendiri sehingga menekan ego. kegelisahan ini akan membuat seseorang menjadi gelisah akan suatu hal yang buruk yang sedang di bayangkannya akan menjadi sebuah kenyataan. sebagai contohnya ayah dinar akan dipindahkan ke kota lain dan mereka sekeluarga harus pindah ke kota tersebut. kecemasan neoritis dinarpun memuncak ketika ayahnya membicarakan hal tersebut kepadanya. dinar membayangkan bahwa hidupnya di daerah tersebut akan tidak sebahagia di tempat yang ia tinggali sekarang karena kota baru tempat dimana ayahnya akan dipindahkan tersebut terletak di suatu daerah yang terpencil yang jauh dari tempat hiburan, dimana dinar sudah terbiasa untuk tinggal di kota besar yang banyak tempat hiburannya. hal tersebut merupakan sebuah contoh dari kecemasan Noritis.

C) kecemasan moril
kecemasan moril sendiri disebabkan oleh pribadi seseorang dimana tiap pribadi memiliki berbagai macam emosi seperti: iri, benci, dendam,dengki,marah,gelisah.rasa kurang,cinta.
rasa iri, benci,dendam merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat, oleh karena itu alasan untuk iri,benci,dengki kurang dapat dipahami oleh orang lain.
sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji bahkan mengakibatkan manusia merasa khawatir, takut,cemas,gelisah dan putus asa.

PENYEBAB KEGELISAHAN
Apabila di kaji, sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.
contohnya:
beberapa waktu belakangan ini kita sering mendengar isu bahwa jakarta akan diguncang gempa dengan daya rusak yang setara dengan bom hiroshima pada waktu tertentu. ketika mereka mendengar berita tersebut, mereka langsung panik dan melakukan persiapan untuk mengamankan barang-barang miliknya atau membuat tenda di depan rumah dan menjudge bahwa berita tersebut benar adanya. padahal kalau kita telaah secara mendalam, tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kapan dan dimana gempa itu akan terjadi. hal tersebut dapat terjadi karena mereka takut kehilangan beberapa haknya seperti hak untuk hidup, ak untuk mendapat perlindungan, dan lain lain

CARA MENGATASI KEGELISAHAN
mengatasi kegelisahan ini peratam-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada tuhan.

KETERASINGAN
keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu dalah dari kata dasar terasing. kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. penyebab orang berada dalam posisi terasingkan adalah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat atau kekurangan yang ada pada diri seseorang , sehingga ia dapat atau sulit menyesuaikan diridalam masyarakat.


Tersesat di perjalanan sungguh tak nyaman. Namun, ketersesatan kehidupan urban yang melaju tanpa tujuan justru kerap diabaikan pelakunya. Sugihartono dan E Muheriyawan memanggungkan kehidupan urban tak berarah dalam 20 karya lukisan yang mereka pamerkan di Philo Art Space Jakarta, mulai Rabu (23/3).

Lima sosok berpakaian mantel modis, bersepatu bot, topi, lengkap dengan pernak-pernik kalung etnik yang sedang menjadi tren berjalan beriringan melintasi jalanan kota yang disesaki papan rambu lalu lintas. Cantikkah mereka?

Entahlah, karena kelima sosok dalam lukisan ”Kota Mode” karya Sugihartono itu tanpa berwujud; tanpa pakaian ”mewah” mereka, lima sosok transparan dalam lukisan arsiran bolpoin hitam itu tidak akan terlihat mata. Tanpa bungkus urbannya, eksistensi kelima sosok itu tidak ada.

Dalam pameran bertajuk ”Urban in Between” itu, sejumlah lukisan bertema bajaj Sugihartono menampakkan seluruh bidangnya ”berselubung” garis kontur lembut dan rapat, bak kabut polusi udara Jakarta. Bajaj yang suram dalam arsiran bolpoin satu warna yang datar kontras dengan gemerlap bangunan kota.

Sisi lain hidup Sugihartono, yang masih bekerja sebagai karyawan perusahaan keramik, mencuat dalam lukisan ”Kota Industri” yang melukiskan antrean orang di sela jalanan kota tak berpohon yang terkungkungi tembok dan mesin pabrik. Skateboard dan gedung tinggi banyak muncul di lukisannya yang lain.

”Saya tinggal di perkotaan, merasakan memburu waktu untuk bekerja, memburu waktu untuk pulang agar bisa melukis. Keseharian itu memang muncul dan kehidupan buruh selalu menarik bagi saya. Namun, mencari simbol refleksi kehidupan urban tidak pernah mudah,” tutur Sugihartono yang kali ini banyak memakai skateboard sebagai penanda budaya urban.

Lukisan ”pedas”

E Muheriyawan yang akrab dipanggil Jange Rae menampilkan 12 lukisan ”pedas” yang mengontraskan kutub-kutub kehidupan urban. Ia melukis ulang lukisan Basoeki Abdullah berjudul ”Kakak dan Adik” (1978) dengan teknik cat semprot stensil. Dalam lukisan ”I’m Doing It” itu, si kakak yang menggendong adik itu membawa kotak berlabel merek salah satu makanan cepat saji. Di ruang kosong, Jange menempelkan kertas bergambar maskot merek makanan cepat saji itu, yang mengelupas menyerupai tempelan poster di tembok.

Jange yang terinspirasi karya-karya perupa seni jalanan Inggris, Banksy, memunculkan ”monyet Banksy” dalam ”This is My …”. ”Banksy memang menjadi inspirasi dalam street art. Monyet kerap menjadi karakternya dan saya meminjam karakter monyet Banksy,” ujar Jange soal monyet urban berkaleng cat semprot itu.

Lukisan Jange yang lain, ”The Last Request” menampilkan seorang nenek pencari kayu yang menyodorkan bendera ”Peace” kepada seorang serdadu asing. Sementara dalam ”Don’t Ever”, lukisan Jange menampilkan seorang perempuan di tepi jalan yang ditemani seekor anjing kecil, dengan sejumlah coretan grafiti ala jalanan. Senyuman Monalisa dalam lukisan Leonardo da Vinci pun hadir dalam lukisan ”Beatiful Is”, dipandangi seorang nenek renta tanpa senyum yang duduk di trotoar.

”Sebenarnya saya tidak memprovokasi kesenjangan kehidupan perkotaan. Saya memiliki pandangan yang netral terhadap semua obyek lukisan saya, tidak ada rasa suka atau tidak suka. Saya hanya merespons apa yang terjadi dalam kehidupan perkotaan. Apa yang saya lukis sebenarnya mendaur ulang semua yang ada dalam lingkungan saya. Semuanya mudah didapati di internet, tetapi kerap terlewatkan begitu saja. Saya menaruh dalam konteks yang berbeda, dengan teknik yang berbeda,” papar pelukis yang awal April akan terlibat aksi amal para perupa dalam Expo for Mattia Fagnoni di Napoli, Italia.

Meski Jange tak berniat sinis terhadap ”kaum urban”, toh kurator Tommy F Awuy menyebut lukisan Jange memanggungkan sisi paradoks satir kehidupan urban. Mereka yang berpunya larut dalam gaya hidup urban yang ”wah”, sementara yang tidak berpunya menonton.

”Kehidupan urban selalu menjebak orang di persimpangan antara hasrat dan ketidakberdayaan. Baik yang papa maupun yang berpunya tidak lagi mampu menghentikan laju kehidupan urban yang tanpa arah. Kita tidak pernah tahu ke mana arah kehidupan akan membawa kita, semua terseret arus tanpa tahu ke mana semuanya akan bermuara,” ujar Tommy.

Saat rasi bintang penunjuk arah para nenek moyang tertutupi kabut polusi dan gemerlap lampu kota, hanya kegelisahan yang bisa memutus arus liar urban tanpa arah. Mungkin suatu hari semua manusia urban bangun sebagai ”monyet Banksy” atau manusia tembus pandang tanpa eksistensi jika hal itu belum lagi terjadi.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1993679-manusia-dan-kegelisahan/#ixzz1MIdaM6N3
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/)
http://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan-kegelisahan/
http://internasional.kompas.com/read/2011/03/27/0400111/Kegelisahan.Tanpa.Arah